DUA TANTANGAN KEMBAR SEBAGAI PENYEBAB PENDERITAAN
RAKYAT SEMESTA
By: Micky Gombo
Buka mata bagi yang buta mata, bukalah hati bagi yang buta hati. Life without democration, life without globalitation. Life without westernisme. Life have limited. Life without rules, Life with natural rules. I am not him, I am not them, I am not her, and ect. I am who I am. God said like that when he was shewn to Moses steparht several centuries ago. Why we always depending to them ( westerner ideologies. Pendewaan padangan kaum kulit putih. Hidup tanpa demokrasi, dan hidup tanpa globalisasi. Kini, Osama bin Laden tewas atas nama penghambat demokrasi penjajah, Marthen Luther King,Jr dibunuh atas nama demokrasi penguasa, Kelly Kwalik dibunuh atas nama demokrasi versi penjajah, Agus Alua, Theys H.Eluay, Munir dan para pejuang lain dibunuh atas kebebasan jiwa dan dianggap sebagai penghambat demokrasi yang digagas ala barat. Semua Negara dicuci otak dengan system Westernisasi atau hegemoni westernisasi.
Hilang sudah harga diri hampir semua Negara, masyarakat dan bangsa dibawah hegemony kaum Westernir. Apakah gagasan dan ideology anda kotor, kolot, bodoh, tak global, bukan modern? Mengapa anda berani membentuk Negara dengan atribut-atributnya sendiri kalau tidak mampu memiliki pandangan sendiri. Wah, ini yang ngacau. Hampir semua membelah kepentingan kaum westerner. Liberal kapitalis dirancang kepentingan para penggagas bukan untuk diikuti hamper semua bangsa. Atas nama kepentingan para kapitalis dan kolonialis barat dengan system imperiumnya memaksa konsep ekonomi kapitalis untuk diikutinya. Dia memberikan suatu fatwa ekonomi bahwa jika ada yang berani tidak mengikuti kebijakan ekonomi kapitalis, maka dia musuh dari demokrasi.Ini kampanyen kebohongan yang dipropogandakan dan dikonsumsi seantero dunia. Demokrasi model apa yang bicarakan disana. Sebetulnya kelompok fundamentalis yang ditakuti dan dituding oleh kaum westerner adalah hanya akal-akalan belaka untuk mencari simpaty komunitas dunia untuk memperburuk citra kebenaran sejati dari masing-masing bangsa, seperti masyarakat Arab (arab society), masyarakat Amerika Latin (Latin Society), masyarakat Afrika (Africa society), masyarakat Asia tenggara ( south east Asia society), all midle east society, dll.
Semua kekerasan terjadi di seantero dunia, hanya satu tuntutan yaitu ekonomi atau kata lain tuntutan kampong tengah. Westerner membingkis interest ekonominya dalam bingkisan demokrasi dan globalisasi serta transformasi. Masyarakat Negara-negara berkembang kaget budaya yang berakar urat dari jaman pencerahan atau renaissance yang muncul di daratan eropa sejak revolusi tahun 18
Dua istilah yang menyandra psikologi umat manusia yaitu ekonomi dikembangkan atas nama motif faedah(use) dan motif keuntungan (gain). (deliarnov, 2009:15). Padahal masih ada model ekonomi alternative lebih manusiawi baik segi isi maupun bingkisan yang digagas oleh ekonom lain seperti aliran atau mazhab Fisiokratis yang dikembangkan oleh Francis Quesnay (1694-1774). Aliran ini beranggapan bahwa Semua yang diciptakan Tuhan sudah penuh keselarasan dan keharmonisan yang berlaku kapan dan dimana saja. Quesnay terinspirasi salah satu gagasan Adam Smith, yaitu “leissez faire-lassez passer”, yang kira-kira diartikan dalam bahasa Indonesia seperti ini “biarkan semua terjadi, biarkan semua berlalu” atau let do, let pass.(deliarnov,09:16).
Perspekif Indonesia.
Jika disadari, maka banyak tokoh masyarakat, tokoh agama ngawur didepan TV mencari muka, menjual muka dengan komentar dan himbauan yang tak ada manfaat. Tokoh-tokoh yang sok jagoan, sok pintar menggurui masyarakat Indonesia. Setiap kejadian pengemboman terjadi pasti yang muncul tokoh masyarakat beragama tertentu. Misalnya islam saja meluluh, namun ada saja kekacauan terjadi dilebelkan dengan islam. Kenapa tidak pernah minta pembicara atau tokoh agama lain untuk meminta masukan. Apakah agama islam itu satu-satunya di Indonesia?, apakah agama islam satu-satunya agama yang benar dan mampu menyelesaikan persoalan Indonesia?. Apakah agama islam satu-satunya agama yang benar-benar mampu menetralisir dan mengamankan keadaan Indonesia dan dunia?. Perlu refleksi dengan baik, tokoh-tokoh agama islam di Indonesia musti belajar rendah hati dan kerja sama diantara mereka maupun dengan agama lain. Sangat bosan melihat wajah tokoh-tokoh agama tertentu yang berkomentar mengada-ada saja, namun suara mereka tak pernah didengar oleh masyarakat Indonesia yang mayoritas beragama islam. Hampir muncul kejadian atau kekacauan semua di layar TV baik itu Metro TV maupun TV One adalah para mantan aktivis Jihab, Islam moderat, sampai tidak tahu islam aliran apa lagi dihadirkan disana, namun kondisi Negara ini semakin semrawut saja.
Oleh karena semesti sadar bahwa semua kekacauan ini karena kecongkakan manusia yang merasa kelompok mayoritas lalu menindas dan melakukan semaunya saja. Ingat bahwa tantangan demi tantangan akan mengacaukan pondasi negeri ini. Tinggal tunggu waktu kapan pagar negeri akan rubuh berantakkan jika para pemimpin Negara ini tidak refleksi dengan baik dan cepat.
Renungan bagi pembesar.
Segera diambil cara/langkah lebih cepat dan dibatasi imigrasi masa dan pegangguran masa terjadi besar-besaran di Indonesia. Terutama pengangguran dari kelompok manusia yang padat penduduknya ke jarang penduduknya. Selain itu imigrasi masa berlaku terus-menerus, yaitu adanya dominasi suku-suku tertentu ke wilayah tertentu, seperti suku Jawa dan suku Makasar membanjiri pulau Papua dan menguasai hampir seluruh sumber-sumber ekonomi dari yang besar sampai yang kecil. Selain itu juga keturunan Tiong Hoa yang meraja lelah bagai semut di seantero negeri Papua yang memiliki sumber-sumber ekonomi lebih besar dan menempatkan orang non Papua mulai sekuriti sampai juru parker. Hal ini merupakan suatu fenomena dan dampak dari sumber masalah kembar dua yang semakin sulit dibatasi karena alasan klasik pemerintah yaitu demi kemajuan bangsa, namun penduduk asli dikorbankan atas nama pemerataan pembangunan bangsa itu. Ini sumber kejahatan Negara terhadap masyarakat pribumi disuatu wilayah.Dampaknya sangat nyata yaitu menutup peluang hidup bagi masyarakat pribumi atau suku asli, misalnya Papua. Semua terjadi mengatasnamakan masyarakat. (g/y)